Ekonomi adalah studi tentang bagaimana orang menggunakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Salah satu bagian penting dari ekonomi adalah memahami indikator ekonomi. Indikator ekonomi adalah statistik yang menunjukkan seberapa baik kinerja ekonomi suatu negara. Indikator membantu kita memahami apakah ekonomi sedang tumbuh, menyusut, atau tetap sama.
Ada tiga jenis utama indikator ekonomi:
Produk Domestik Bruto, atau PDB, merupakan salah satu indikator ekonomi terpenting. PDB mengukur nilai total semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun. PDB membantu kita memahami ukuran ekonomi dan bagaimana ekonomi tersebut tumbuh atau menyusut.
Misalnya, jika suatu negara memproduksi mobil, komputer, dan makanan, nilai semua produk ini jika dijumlahkan akan menghasilkan PDB. Jika PDB meningkat, berarti ekonominya sedang tumbuh. Jika PDB menurun, berarti ekonominya sedang menyusut.
Tingkat pengangguran merupakan indikator ekonomi utama lainnya. Angka ini mengukur persentase orang yang mencari pekerjaan tetapi tidak dapat menemukannya. Tingkat pengangguran yang tinggi berarti banyak orang yang menganggur, yang dapat menjadi tanda masalah ekonomi. Tingkat pengangguran yang rendah berarti sebagian besar orang yang menginginkan pekerjaan dapat menemukannya, yang merupakan tanda ekonomi yang sehat.
Misalnya, jika ada 100 orang di suatu kota dan 10 dari mereka mencari pekerjaan tetapi tidak dapat menemukannya, tingkat pengangguran adalah 10%.
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Tingkat inflasi merupakan indikator ekonomi yang penting karena memengaruhi biaya hidup. Ketika inflasi tinggi, harga naik, dan orang membutuhkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama. Ketika inflasi rendah, harga tetap sama atau bahkan turun.
Misalnya, jika sepotong roti berharga $1 tahun ini dan $1,10 tahun depan, tingkat inflasi untuk roti adalah 10%.
Suku bunga adalah biaya peminjaman uang. Suku bunga ditetapkan oleh bank sentral suatu negara. Ketika suku bunga rendah, meminjam uang menjadi lebih murah, yang dapat mendorong orang untuk berbelanja dan berinvestasi. Ketika suku bunga tinggi, meminjam uang menjadi lebih mahal, yang dapat memperlambat pengeluaran dan investasi.
Misalnya, jika Anda meminjam $100 dari bank dengan suku bunga 5%, Anda harus membayar kembali $105. Jika suku bunganya 10%, Anda harus membayar kembali $110.
Indeks Kepercayaan Konsumen mengukur seberapa optimis atau pesimis konsumen terhadap ekonomi. Ketika konsumen merasa yakin, mereka cenderung membelanjakan uang, yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Ketika mereka tidak yakin, mereka cenderung menabung, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, jika orang merasa yakin dengan keamanan kerja dan pendapatan masa depan mereka, mereka mungkin akan membeli mobil baru atau pergi berlibur. Jika mereka khawatir kehilangan pekerjaan, mereka mungkin akan menabung uang mereka.
Neraca perdagangan mengukur perbedaan antara ekspor suatu negara (barang yang dijual ke negara lain) dan impor (barang yang dibeli dari negara lain). Neraca perdagangan positif, atau surplus perdagangan, berarti suatu negara mengekspor lebih banyak daripada yang diimpornya. Neraca perdagangan negatif, atau defisit perdagangan, berarti suatu negara mengimpor lebih banyak daripada yang diekspornya.
Misalnya, jika suatu negara mengekspor barang senilai $100 juta dan mengimpor barang senilai $80 juta, negara tersebut memiliki surplus perdagangan sebesar $20 juta. Jika negara tersebut mengekspor barang senilai $50 juta dan mengimpor barang senilai $70 juta, negara tersebut memiliki defisit perdagangan sebesar $20 juta.
Indeks pasar saham mengukur kinerja sekelompok saham. Indeks ini memberi kita gambaran tentang kinerja pasar saham. Ketika indeks pasar saham naik, artinya nilai saham meningkat, yang dapat menjadi tanda ekonomi yang sehat. Ketika indeks turun, artinya nilai saham menurun, yang dapat menjadi tanda masalah ekonomi.
Misalnya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah indeks pasar saham yang mengukur kinerja 30 perusahaan besar di Amerika Serikat. Jika DJIA naik, artinya nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut meningkat.