Google Play badge

kerajaan achaemenid


Kekaisaran Achaemenid: Sekilas Sejarah Kuno

Kekaisaran Achaemenid, juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia Pertama, adalah sebuah kerajaan kuno yang muncul pada abad ke-6 SM. Didirikan oleh Cyrus Agung dan membentang di tiga benua, meliputi wilayah Iran saat ini, sebagian Mesir, dan membentang hingga Asia Kecil dan turun ke India, menjadikannya salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah.

Asal dan Landasan

Kekaisaran ini dimulai dengan penaklukan Cyrus Agung atas Media, Lydia, dan Babilonia, yang secara efektif menyatukan Timur Tengah di bawah satu pemerintahan. Cyrus Agung terkenal karena pendekatan inovatifnya terhadap pemerintahan dan peperangan, serta rasa hormatnya terhadap budaya dan agama di negeri yang ia taklukkan. Pendekatan ini meletakkan dasar bagi sebuah kerajaan besar yang tumbuh subur dalam keberagaman.

Inovasi Administratif

Kekaisaran Achaemenid terkenal karena pendekatan administrasinya yang inovatif. Provinsi ini dibagi menjadi beberapa provinsi, yang disebut satrapies, masing-masing di bawah kendali seorang gubernur atau 'satrap'. Sistem ini memungkinkan tata kelola dan pengumpulan pajak yang efisien dengan tetap menghormati tradisi dan hukum lokal di berbagai wilayah.

Kekaisaran juga mengembangkan sistem jalan raya yang luas, yang paling terkenal adalah Jalan Kerajaan, yang membentang sepanjang 2.500 kilometer dari Sardis hingga Susa. Jalan ini memungkinkan komunikasi dan perdagangan cepat di seluruh kekaisaran, difasilitasi oleh penggunaan koin, timbangan, dan ukuran standar.

Kehebatan Militer

Militer Achaemenid terdiri dari beragam kekuatan dari seluruh kekaisaran. Intinya adalah Persia Immortals, pasukan infanteri elit yang jumlahnya selalu dijaga tepat 10.000 orang. Strategi militernya mengandalkan perpaduan infanteri, kavaleri, dan kereta, sehingga membuatnya mudah beradaptasi dan tangguh di berbagai medan dan melawan musuh yang berbeda.

Kebijakan Agama dan Budaya

Cyrus Agung sering dipuji karena kebijakan toleransi beragamanya. Setelah menaklukkan Babilonia, ia mengizinkan penduduk Yahudi yang diasingkan untuk kembali ke Yerusalem dan membangun kembali kuil mereka, seperti yang digambarkan dalam Alkitab. Kebijakan toleransi dan penghormatan terhadap adat istiadat dan agama setempat membantu menstabilkan dan melegitimasi pemerintahan Achaemenid di seluruh wilayahnya yang luas.

Kejatuhan Kekaisaran

Kekaisaran Achaemenid akhirnya jatuh ke tangan Alexander Agung pada 330 SM setelah serangkaian kampanye. Penaklukan Alexander menandai berakhirnya pemerintahan Achaemenid, namun pengaruhnya tetap bertahan selama periode Helenistik, karena Alexander mengadopsi banyak aspek pemerintahan dan budaya Persia.

Warisan

Kekaisaran Achaemenid meletakkan dasar bagi Timur Tengah modern. Inovasi administratif, sistem jalan, dan penghormatan terhadap tradisi lokal memengaruhi kerajaan-kerajaan berikutnya. Perpaduan budaya di bawah pemerintahan Achaemenid juga meninggalkan warisan abadi dalam seni, agama, dan pemerintahan di wilayah tersebut.

Melalui pemerintahannya yang inovatif, kehebatan militer, dan kebijakan toleransi, Kekaisaran Achaemenid menunjukkan kompleksitas dan keragaman peradaban kuno. Warisannya terus mempengaruhi pemikiran modern tentang kekaisaran dan pemerintahan.

Download Primer to continue