Kemiskinan adalah masalah sosial kompleks yang berdampak pada jutaan individu dan komunitas di seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan kurangnya sumber daya keuangan yang diperlukan untuk memenuhi standar hidup dasar, termasuk makanan, tempat tinggal, layanan kesehatan, pendidikan, dan banyak lagi. Namun kemiskinan bukan semata-mata tentang pendapatan rendah; hal ini mencakup banyak faktor yang mempengaruhi dan melanggengkan siklus ketidakberuntungan dan kesenjangan.
Kemiskinan dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada suatu kondisi dimana individu tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan ekstrem sebagai hidup dengan pendapatan kurang dari $1,90 per hari. Sebaliknya, kemiskinan relatif diukur berdasarkan status ekonomi individu lain dalam masyarakat, yang menandakan ketidakmampuan untuk mempertahankan standar hidup rata-rata dalam masyarakat tertentu.
Menyadari bahwa kemiskinan tidak dapat sepenuhnya dipahami hanya melalui pendapatan, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) memperkenalkan Indeks Kemiskinan Multidimensi (MPI). MPI menilai kemiskinan melalui tiga dimensi: kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Masing-masing dimensi terdiri dari beberapa indikator, seperti angka kematian anak, lama sekolah, gizi, akses terhadap air bersih, dan listrik. Seseorang dikatakan miskin secara multidimensi apabila ia mengalami kekurangan pada setidaknya sepertiga indikator tertimbang.
Akar penyebab kemiskinan beragam dan saling terkait, sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor sosial, ekonomi, dan politik. Penyebab utamanya meliputi:
Kemiskinan mempunyai dampak buruk bagi individu dan masyarakat. Hal ini berdampak buruk pada kesehatan, karena masyarakat miskin lebih rentan terhadap penyakit akibat kekurangan gizi, akses yang tidak memadai terhadap air bersih, dan layanan kesehatan. Anak-anak yang berada dalam kemiskinan sering kali mengalami keterlambatan perkembangan, yang berdampak pada pendidikan dan potensi penghasilan mereka di masa depan. Masyarakat secara keseluruhan akan menderita ketika sebagian besar penduduknya berada dalam kemiskinan, sehingga menyebabkan peningkatan angka kejahatan, potensi kerusuhan sosial, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara multifaset, dengan mengatasi akar penyebab dan gejalanya secara bersamaan. Strateginya meliputi:
Namun, jalan untuk mengentaskan kemiskinan penuh dengan tantangan. Kemauan politik, pendanaan yang memadai, dan implementasi kebijakan yang efektif diperlukan untuk mengatasi permasalahan struktural yang mendasari kemiskinan. Selain itu, fenomena global seperti perubahan iklim dan pandemi dapat memperburuk kemiskinan, sehingga menekankan perlunya kerja sama internasional serta strategi yang fleksibel dan tangguh.
Kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia, dengan dampak yang luas terhadap individu, komunitas, dan negara. Sifat multidimensinya memerlukan pendekatan holistik, yang melampaui metrik pendapatan untuk mengatasi masalah kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Meskipun kemajuan telah dicapai dalam pengentasan kemiskinan secara global, upaya bersama dari pemerintah, organisasi nirlaba, dan komunitas internasional sangat penting untuk mempertahankan momentum dan mencapai tujuan pengentasan kemiskinan.