Google Play badge

lempeng tektonik


Pengantar Lempeng Tektonik

Lempeng tektonik adalah teori ilmiah yang menjelaskan pergerakan litosfer bumi, yang menyebabkan fenomena yang kita lihat di seluruh dunia saat ini, termasuk gunung, gempa bumi, dan gunung berapi. Litosfer bumi terbagi menjadi beberapa lempeng tektonik besar dan kecil yang mengapung pada astenosfer semi-cair di bawahnya. Pergerakan lempeng-lempeng ini membentuk permukaan bumi dan telah terjadi selama jutaan tahun.

Struktur Bumi

Untuk memahami lempeng tektonik, penting untuk mengetahui struktur bumi. Bumi terdiri dari tiga lapisan utama: kerak bumi, mantel, dan inti bumi. Kerak bumi dan mantel bagian atas membentuk litosfer, yang terpecah menjadi lempeng tektonik. Di bawah litosfer terdapat astenosfer, bagian mantel yang lebih cair yang memungkinkan lempeng bergerak.

Jenis Lempeng Tektonik

Ada dua jenis lempeng tektonik: samudera dan benua. Lempeng samudera sebagian besar terdiri dari basal padat dan biasanya lebih tipis dari lempeng benua, yang terdiri dari batuan yang lebih ringan dan kurang padat seperti granit. Perbedaan kepadatan antara kedua jenis lempeng ini memainkan peran penting dalam interaksi lempeng dan ciri-ciri yang diamati pada batasnya.

Batas Lempeng

Batas antar lempeng tektonik diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama berdasarkan pergerakannya:

Pergerakan Lempeng

Pergerakan lempeng tektonik dapat dijelaskan dengan dua teori utama: arus konveksi di dalam mantel bumi dan tarikan gravitasi lempeng yang tenggelam di tepi lempeng. Arus konveksi disebabkan oleh material panas di tingkat mantel dalam yang bergerak ke atas, mendingin, lalu tenggelam lagi, menciptakan siklus yang bertindak sebagai ban berjalan bagi lempengan-lempengan tersebut. Tarikan lempengan terjadi ketika salah satu ujung lempeng dipaksa masuk ke dalam mantel pada batas konvergen, sehingga menarik sisa lempeng bersamanya.

Pengaruh Lempeng Tektonik

Pergerakan lempeng tektonik mempunyai dampak yang sangat besar terhadap permukaan bumi dan penghuninya, antara lain:

Memahami Lempeng Tektonik Melalui Eksperimen

Meskipun kita tidak dapat menciptakan kembali kekuatan dan pergerakan lempeng tektonik yang sangat besar di dalam kelas, eksperimen sederhana dapat membantu mendemonstrasikan konsep berikut:

  1. Model Rift Valley : Dengan memisahkan sepotong besar tanah liat yang mewakili kerak bumi, siswa dapat mengamati bagaimana lembah keretakan, mirip dengan East African Rift, dapat terbentuk.
  2. Model Batas Konvergen : Mendorong dua lempengan tanah liat secara bersamaan mensimulasikan tumbukan dua lempeng tektonik. Hal ini dapat menunjukkan bagaimana barisan pegunungan atau busur vulkanik terbentuk.
  3. Model Batas Transformasi : Menggeser dua lembar kertas satu sama lain dapat menggambarkan pergerakan pada batas transformasi, seperti Sesar San Andreas, dan bagaimana hal tersebut dapat menyebabkan gempa bumi.
Kesimpulan

Lempeng tektonik merupakan konsep dasar dalam memahami dinamika bumi, menjadi jembatan antara berbagai aspek geologi dan ilmu kebumian. Melalui studi tentang pergerakan lempeng, batas-batasnya, dan fitur geologi yang dihasilkannya, para ilmuwan dapat memprediksi bencana alam dengan lebih baik, menemukan sumber daya alam, dan memahami sejarah planet kita.

Download Primer to continue