Dinasti Tang adalah salah satu periode paling makmur dan kaya budaya dalam sejarah Tiongkok, yang berlangsung dari tahun 618 hingga 907 M. Hal ini sering dianggap sebagai titik puncak dalam peradaban Tiongkok, sama-sama terkenal karena pencapaian politik, ekonomi, dan budayanya, serta pengaruhnya terhadap negara-negara tetangga.
Dinasti Tang didirikan oleh Kaisar Gaozu pada tahun 618 M, setelah jatuhnya Dinasti Sui. Ibukotanya adalah Chang'an, sekarang dikenal sebagai Xi'an, yang menjadi salah satu kota terbesar dan paling kosmopolitan di dunia pada saat itu. Dinasti Tang terkenal dengan kekuatan militer dan perluasan wilayahnya. Hal ini memperluas pengaruh Tiongkok ke Korea, Asia Tengah, dan secara tidak langsung melalui Jalur Sutra, ke Timur Tengah dan Eropa.
Dinasti Tang menerapkan sistem pemerintahan yang efektif dengan kode hukum yang komprehensif. Sistem Ujian Kekaisaran disempurnakan, memungkinkan laki-laki memasuki pegawai negeri berdasarkan prestasi, bukan kelahiran. Sistem ini membantu memastikan bahwa individu yang paling mampu dan terpelajar mengelola berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat, sehingga berkontribusi terhadap stabilitas dan kesuksesan dinasti.
Perekonomian Dinasti Tang adalah salah satu yang paling maju di dunia pada periode ini. Kanal Besar, yang menghubungkan wilayah utara dan selatan, memfasilitasi pengangkutan biji-bijian, barang, dan gagasan budaya. Hal ini tidak hanya memfasilitasi perdagangan domestik tetapi juga perdagangan internasional, dengan Jalur Sutra menjadi jalur utama pertukaran Sutra, rempah-rempah, dan gagasan antara Timur dan Barat.
Dinasti Tang sering dianggap sebagai zaman keemasan sastra dan seni Tiongkok. Puisi berkembang pesat dengan penyair seperti Li Bai dan Du Fu menyumbangkan ribuan karya, banyak di antaranya masih dihormati hingga saat ini. Selain sastra, Tang Tiongkok membuat kemajuan signifikan dalam seni lukis, patung, musik, dan tari. Agama Buddha, meskipun berasal dari India, mencapai puncaknya di Tiongkok selama periode Tang, dengan didirikannya banyak kuil dan penerjemahan teks Buddha ke dalam bahasa Mandarin.
Dinasti Tang menyaksikan kemajuan teknologi yang signifikan termasuk penemuan percetakan balok kayu, yang sangat meningkatkan akses terhadap literatur dan pembelajaran. Pengembangan bubuk mesiu, meskipun awalnya digunakan untuk kembang api, menjadi landasan bagi teknologi militer masa depan.
Secara sosial, Dinasti Tang relatif liberal. Perempuan menikmati status dan kebebasan yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya atau setelahnya di Tiongkok. Permaisuri Wu Zetian, yang memerintah pada tahun 690-705 M, menjadi satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Tiongkok, menyoroti lingkungan sosial yang unik pada periode tersebut.
Dinasti Tang mewakili puncak dalam sejarah Tiongkok, di mana kemakmuran ekonomi, pencapaian budaya, dan inovasi dalam pemerintahan dan teknologi bersatu untuk menciptakan masyarakat yang maju pada masanya. Pengaruhnya masih terasa hingga saat ini, baik di Tiongkok maupun di seluruh dunia, melalui penyebaran inovasi, budaya, dan gagasannya. Warisan Dinasti Tang merupakan bukti apa yang dapat dicapai ketika masyarakat menghargai pendidikan, inklusivitas, dan kebebasan bertukar pikiran.