Ontologi adalah cabang fundamental filsafat dan metafisika yang berkaitan dengan sifat dan kategori keberadaan. Hal ini menjawab pertanyaan tentang entitas apa yang ada atau dapat dikatakan ada dan bagaimana entitas tersebut dapat dikelompokkan, dihubungkan dalam suatu hierarki, dan dibagi lagi menurut persamaan dan perbedaan. Studi tentang ontologi melibatkan penentuan kategori keberadaan dan pemahaman hubungan di antara kategori-kategori tersebut.
Ontologi dalam filsafat berupaya mengeksplorasi konsep keberadaan atau keberadaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan seperti, "Apa artinya ada?" dan "Hal-hal apa saja yang ada?" Para filsuf yang terlibat dengan ontologi berupaya mengkategorikan entitas dunia, sering kali membaginya menjadi fisik dan non-fisik, atau konkret dan abstrak.
Konsep penting dalam ontologi adalah perbedaan antara yang partikular dan universal . Yang khusus adalah entitas individual dan berbeda yang ada di dunia fisik, seperti apel tertentu atau pohon tertentu. Universal, di sisi lain, adalah sifat atau kualitas yang dapat dimiliki oleh berbagai hal tertentu, seperti kemerahan atau kebulatan.
Dalam metafisika, ontologi berfungsi sebagai tulang punggung, menyediakan struktur untuk memahami realitas pada tingkat paling mendasar. Para ahli metafisika terlibat dalam perdebatan mengenai keberadaan hal-hal seperti yang universal, angka, dan bahkan konsep abstrak seperti keadilan atau cinta. Diskusi-diskusi ini seringkali melibatkan argumen-argumen yang rumit tentang hakikat realitas dan komponen-komponen yang menyusunnya.
Misalnya saja argumen ontologis tentang keberadaan Tuhan yang dikemukakan oleh Santo Anselmus. Argumen ini menggunakan ontologi dan logika untuk menyimpulkan bahwa, karena kita dapat memahami suatu wujud yang tidak dapat dibayangkan oleh sesuatu yang lebih besar, maka wujud tersebut harus ada dalam kenyataan. Argumen ini menggambarkan bagaimana ontologi bersinggungan dengan perdebatan metafisik tentang keberadaan.
Bidang metafisika juga menangani pertanyaan tentang identitas dan perubahan , kebutuhan dan kemungkinan , serta struktur objek dan propertinya. Investigasi ini sering kali mengarah pada diskusi mengenai topik-topik seperti modalitas, atau cara-cara di mana segala sesuatu dapat ada secara potensial atau aktual, dan implikasinya terhadap pemahaman hakikat keberadaan.
Meskipun ontologi mungkin tampak abstrak, konsepnya memiliki penerapan praktis dan menjadi dasar bagi banyak disiplin ilmu lain, termasuk ilmu komputer, ilmu informasi, dan kecerdasan buatan.
Dalam ilmu komputer, misalnya, ontologi digunakan untuk membuat kerangka kerja komprehensif yang memungkinkan data diatur, dibagikan, dan digunakan kembali di berbagai sistem. Ontologi ini mendefinisikan jenis hal yang ada dalam domain tertentu dan hubungan di antara mereka, memfasilitasi interoperabilitas data dan pengembangan sistem cerdas.
Contoh sederhana ontologi dalam konteks dunia nyata dapat melibatkan kategorisasi buku di perpustakaan. Buku dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori berdasarkan isinya, seperti fiksi, nonfiksi, sains, sejarah, dan lain sebagainya. Dalam setiap kategori, buku selanjutnya dapat dibagi berdasarkan subkategori, penulis, dan tema. Klasifikasi seperti itu memudahkan pemahaman dan akses terhadap beragam pengetahuan yang terkandung di perpustakaan.
Penerapan ontologi lain yang menarik dapat ditemukan dalam eksperimen ilmiah yang dirancang untuk menguji teori tentang sifat dasar realitas. Misalnya, mekanika kuantum menantang gagasan klasik tentang keberadaan dengan fenomena seperti sifat ganda cahaya, yang menunjukkan bahwa partikel dapat eksis dalam berbagai keadaan secara bersamaan hingga dapat diamati. Pengamatan yang berlawanan dengan intuisi ini memaksa evaluasi ulang terhadap kategori-kategori keberadaan yang sudah ada dan keterkaitannya.
Ontologi, baik sebagai penyelidikan filosofis maupun sebagai alat praktis, mengajak kita untuk mempertimbangkan pertanyaan paling mendasar tentang keberadaan dan kategorisasi. Dengan memeriksa hal-hal apa saja yang ada dan bagaimana hal-hal tersebut dapat dikelompokkan atau dihubungkan, kita memperoleh wawasan tentang struktur dunia dan hakikat realitas itu sendiri. Baik melalui kacamata filsafat atau penerapan praktis dalam sains dan teknologi, ontologi mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang alam semesta dan tempat kita di dalamnya.