Menanam mengacu pada penempatan benih, tanaman, atau umbi di tanah agar dapat tumbuh. Beberapa praktik budaya dilakukan untuk memastikan keberhasilan penanaman dan pertumbuhan tanaman.
Tujuan pembelajaran
Pada akhir pelajaran ini, Anda harus dapat:
- Jelaskan berbagai metode persiapan bahan tanam.
- Jelaskan macam-macam cara menanam
- Mendeskripsikan populasi tumbuhan
- Menjelaskan jarak tanam
- Mendeskripsikan tingkat benih
Persiapan bahan tanam
I. Memecah dormansi benih
Beberapa benih mengalami masa dormansi antara kematangan dan saat mereka bertunas. Dormansi benih mengacu pada periode ketika benih yang layak tidak aktif dan tidak dapat berkecambah, bahkan dalam kondisi iklim yang menguntungkan. Itu harus dipatahkan sebelum benih ditanam.
Cara mematahkan dormansi benih
- Perendaman dalam air
- Perlakuan panas, misalnya dengan cara dipanggang, dibakar ringan, atau direbus.
- Menggaruk kulit biji agar permeabel terhadap air.
- Mencuci atau menghilangkan lendir.
- Perlakuan kimia, misalnya melalui penggunaan asam sulfat atau kalium nitrat.
- Menyimpan benih selama periode waktu tertentu atau mengkondisikan benih terlebih dahulu.
II. Pembalutan Benih
Benih dilapisi dengan fungisida atau insektisida atau kombinasi dari dua bahan kimia. Bahan kimia melindungi bibit dari penyakit dan hama yang terbawa tanah. Ini sangat umum terjadi pada sereal, tebu, dan kacang-kacangan.
AKU AKU AKU. Inokulasi benih
Ini adalah praktik memasukkan bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium) dalam jumlah besar ke permukaan biji legum sebelum ditanam. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan fiksasi nitrogen pada tanaman kacang-kacangan. Inokulasi benih menghasilkan peningkatan pembentukan nodul di akar.
Di daerah di mana tanahnya kekurangan nitrogen, kacang-kacangan seperti buncis, semanggi, dan kacang polong harus dilapisi dengan inokulan. Inokulan adalah preparat yang mengandung strain Rhizobium yang tepat tergantung pada jenis legum dan mendorong nodulasi, sehingga fiksasi nitrogen.
IV. Mengomel
Ini adalah induksi kecambah pada biji kentang, umbi, atau set. Menumbuhkan umbi di bawah cahaya menghasilkan kecambah yang pendek, keras, dan hijau. Tunas hijau atau chitting meningkatkan kemunculan, pembentukan umbi, ukuran sulur, dan pematangan lebih awal sebanyak dua minggu. Ini membantu pemanfaatan maksimum hujan dan siram nitrogen dan menghasilkan hasil yang lebih tinggi.
V. Penanaman
Menanam adalah penempatan benih, umbi, atau tanaman di tanah agar tumbuh. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan waktu untuk menanam tanaman. Faktor-faktor ini meliputi:
- Ketersediaan air atau pola curah hujan. Penting untuk menanam pada musim hujan atau di daerah dengan air yang cukup untuk mendukung tanaman. Sebagian besar tanaman membutuhkan air, selama dan setelah tanam.
- Jenis tanaman atau kebiasaan pertumbuhan tanaman. Tanaman yang berbeda ditanam di musim yang berbeda. Beberapa tumbuh dengan baik di musim kemarau, yang lain di musim hujan.
- Tujuan dari tanaman. Misalnya, Anda bisa menanam jagung untuk konsumsi manusia atau menggunakannya sebagai pakan ternak. Selalu pertimbangkan tujuan tanaman saat menentukan waktu tanam.
- Perkiraan waktu panen mengingat permintaan pasar. Jika Anda menanam untuk menjual pada saat jatuh tempo, Anda harus mempertimbangkan permintaan pasar. Atur waktu tanam Anda sedemikian rupa sehingga Anda memanen saat permintaan pasar tinggi.
- Prevalensi penyakit, hama, dan kondisi lingkungan yang merugikan lainnya. Penyakit dan hama yang berbeda bekerja paling baik dalam kondisi tertentu. Misalnya, banyak penyakit jamur yang lazim terjadi selama musim dingin. Pertimbangkan hal ini saat menentukan waktu tanam Anda, sehingga tanaman Anda lolos dari periode hama dan penyakit yang paling umum terjadi pada tanaman.
Metode penanaman
Ada empat metode utama penanaman.
- Penyiaran : Benih disebar secara acak dengan tangan dalam skala kecil atau dengan traktor dalam skala besar. Ini biasa terjadi pada benih padang rumput yang sangat kecil.
- Penanaman baris : Ini melibatkan benih yang ditanam dalam garis lurus dengan jarak di antaranya.
- Undersowing : Ini adalah pembentukan padang rumput di bawah tanaman yang sudah tumbuh. Tanaman yang ada bisa berupa tanaman perawat atau tanaman utama seperti jagung. Penaburan bawah terutama dilakukan di daerah yang sangat produktif di mana tanah subur dan curah hujan cukup.
- Oversowing : Ini mengacu pada pembentukan legum padang rumput atau rumput di padang rumput yang ada.
Populasi tanaman
Ini adalah jumlah tanaman per satuan luas, misalnya per hektar. Itu dihitung menggunakan rumus:
Populasi tanaman = (luas lahan/jarak tanam) x jumlah bibit per lubang
Populasi tanaman yang benar penting karena mengarah pada hasil tinggi dan produk berkualitas tinggi.
Jarak
Jarak tanam mengacu pada jarak antar tanaman dan antar baris.
Faktor yang menentukan jarak tanam
- Kesuburan tanah : Jarak tanam bibit lebih rapat jika tanah subur dan lebih lebar jika tanah tidak subur.
- Kadar air tanah: Jarak benih lebih lebar di daerah yang lebih kering dibandingkan dengan daerah basah.
- Tujuan yang dimaksudkan dari tanaman: Misalnya, jagung yang ditanam untuk silase berjarak lebih dekat daripada yang ditanam untuk produksi biji-bijian.
- Mesin yang akan digunakan dalam operasi pertanian selanjutnya: Tanaman yang operasinya akan dimekanisasi ditempatkan lebih lebar untuk memberikan ruang bagi mesin, daripada yang akan dikelola secara manual.
- Kebiasaan tumbuh tanaman: Tanaman yang membuang sampah sembarangan atau menghasilkan anakan akan cenderung menempati area yang lebih luas, sehingga membutuhkan jarak tanam yang lebih lebar daripada tanaman yang tidak menghasilkan anakan.
- Prevalensi hama dan penyakit tertentu: Kutu daun dan mawar kacang tanah, misalnya, dikendalikan melalui jarak yang lebih dekat. Mobilitas kutu daun berkurang ketika jarak kacang tanah berdekatan.
- Sistem tanam: Diperlukan jarak tanam yang lebih lebar untuk tanaman yang akan ditanam secara sela dibandingkan dengan tegakan murni.
- Tinggi tanaman: Tanaman yang lebih pendek membutuhkan jarak tanam yang lebih sempit daripada tanaman yang lebih tinggi.
- Jumlah benih per lubang: Jika banyak benih yang ditanam per lubang, jarak tanamnya harus lebih lebar daripada jika benih ditanam sedikit atau satu benih per lubang.
Tingkat benih
Tingkat benih adalah jumlah benih tanaman yang diperlukan untuk menabur satu unit lahan untuk produksi tanaman yang optimal.
Pentingnya menentukan tingkat benih
- Mempertahankan populasi tanaman yang optimal di lapangan untuk hasil panen yang lebih tinggi.
- Untuk mencegah pemborosan benih akibat penaburan berlebih sehingga mengurangi biaya awal produksi.
- Untuk mengetahui jumlah benih yang dibutuhkan untuk disemai terlebih dahulu
- Untuk menjamin kualitas produksi tanaman
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan tingkat benih untuk suatu tanaman meliputi:
- Potensi perkecambahan benih. Benih dengan potensi perkecambahan tinggi harus diberi jarak tanam yang baik. Mereka yang memiliki potensi perkecambahan lebih rendah memiliki jarak tanam yang lebih sempit - tingkat benih yang lebih tinggi.
- Tujuan dari tanaman. Tanaman yang ditanam untuk pakan ternak dapat ditempatkan dengan jarak yang dekat sehingga tingkat benih yang lebih rendah.
- Kebiasaan pertumbuhan tanaman. Tanaman yang tumbuh menyamping dan menghasilkan banyak cabang perlu diberi jarak, oleh karena itu, laju benih lebih rendah.
- Ukuran benih. Tingkat benih benih besar harus lebih rendah dari benih kecil.
Kedalaman tanam
Saat menanam benih, sangat penting untuk menentukan kedalaman yang tepat untuk meningkatkan peluang tanaman untuk berkembang dengan baik. Menempatkan benih pada kedalaman yang tepat juga terbukti meningkatkan tingkat perkecambahan tanaman secara drastis sekaligus membantunya berkembang menjadi bibit yang tepat. Kedalaman penanaman yang tepat biasanya tergantung pada masing-masing tanaman.
Pedoman umum kedalaman tanam adalah:
- Benih harus ditanam pada kedalaman dua kali lebar, atau diameter benih.
- Untuk benih kecil, letakkan di permukaan tanah dan tutupi dengan tanah.
- Jangan kompres tanah di atas benih saat Anda menanamnya. Tanah harus keras tetapi tidak padat.
Faktor-faktor yang menentukan kedalaman penanaman benih meliputi:
- Jenis tanah. Di tanah yang padat seperti tanah liat, Anda harus menanam benih Anda secara dangkal. Ini untuk memastikan benih berkecambah dan mampu muncul dari tanah yang padat. Di tanah yang gembur seperti pasir, Anda harus menanam benih lebih dalam untuk memberikan perlindungan yang cukup.
- Ukuran biji. Benih besar ditanam lebih dalam untuk memberikan kontak yang cukup dengan tanah. Benih kecil harus ditanam dangkal untuk memungkinkan munculnya dari tanah selama perkecambahan.
- Kandungan kelembaban tanah. Benih harus ditanam lebih dalam di tanah kering daripada di tanah basah. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu yang cukup bagi benih untuk menyerap air dan memulai proses perkecambahan.
- Jenis perkecambahan benih. Benih seperti kacang dengan perkecambahan epigeal ditanam lebih dangkal dibandingkan benih seperti benih jagung dengan perkecambahan hypogeal. Perkecambahan hipogeal terjadi di bawah tanah sedangkan perkecambahan epigeal terjadi di atas tanah.