Fosil adalah sisa-sisa yang diawetkan atau kesan dari organisme hidup seperti tumbuhan, hewan, atau serangga. Beberapa fosil sangat tua. Contohnya termasuk tulang, cangkang, kerangka luar, cetakan batu hewan atau mikroba, benda yang diawetkan dalam damar, rambut, kayu yang membatu, minyak, batu bara, dan sisa-sisa DNA.
Studi dan interpretasi fosil disebut Paleontologi dan ilmuwan yang mempelajari fosil disebut Ahli Paleontologi.
Mempelajari fosil membantu para ilmuwan untuk belajar tentang sejarah masa lalu kehidupan di Bumi.
Fosil ditemukan di seluruh dunia. Sebagian besar fosil ditemukan di batuan sedimen seperti serpih, batu kapur, dan batu pasir.
Ketika mineral menggantikan bahan hidup pada tumbuhan atau hewan yang mati – ini dikenal sebagai membatu. Kayu dan tulang sering membatu, begitu pula banyak fosil dinosaurus.
Ketika dinding sel dalam suatu organisme larut dan diganti dengan mineral atau ruang sel diisi dengan mineral – ini dikenal sebagai permineralisasi .
Ketika bahan organik terbungkus lumpur - proses ini dikenal sebagai interniran
Ketika tumbuhan dan hewan terperangkap di permafrost – proses ini dikenal sebagai pendinginan.
Terkadang, serangga atau potongan kecil tumbuhan ditemukan terawetkan dalam damar. Ini terjadi ketika hewan atau tumbuhan terperangkap dalam resin lengket dari pohon, yang akhirnya mengeras menjadi ambar dengan organisme (tanaman atau hewan) masih tersangkut di dalamnya.
Ada dua jenis utama fosil:
Fosil dapat diawetkan dengan beberapa proses.
Membatu – Ketika bahan asli organisme diganti dengan mineral, fosilisasi disebut membatu.
Permineralisasi – Ketika lubang di bahan organik diisi dengan mineral, fosilisasi disebut pra-mineralisasi.
Karbonisasi – Jaringan lunak dapat diawetkan sebagai film karbon. Proses ini disebut karbonisasi.
Cetakan dan gips – Banyak fosil adalah cetakan atau gips.
Catatan fosil tidak lengkap karena berbagai alasan:
1. Banyak organisme hidup di lingkungan di mana penguburan dan pengawetan tidak mungkin dilakukan. Fosil lebih mungkin terbentuk ketika organisme terkubur dengan cepat.
2. Hewan bertubuh lunak tanpa bagian keras cepat membusuk. Fosil lebih cenderung terbentuk dari bagian keras seperti tulang, gigi, dan cangkang. Ubur-ubur dan organisme sejenis sulit ditemukan memfosil.
3. Pelapukan dan erosi menghancurkan banyak bebatuan dengan fosil.
4. Fosil banyak ditemukan terutama pada batuan sedimen karena batuan ini terbentuk di permukaan bumi tempat organisme hidup.
Ichnofossils adalah jejak kehidupan purba yang bukan merupakan bagian organisme yang sebenarnya. Mereka termasuk trek, jalan setapak, dan liang.